Pages

  • Twitter
  • Facebook
  • Google+
  • RSS Feed

Sunday, October 28, 2012


Cerita yg saya kutip dari seorang guru saya di sekolah :D
yuk marii

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya kebelakangan ini selalu nampak murung dan sedih.

"Kenapa kau selalu murung dan sedih nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" Si Guru bertanya.

"Guru, kebelakangan ini hidup saya penuh dengan
masalah. Sukar bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tiada akhirnya" jawab si murid muda.

Si Guru tersenyum. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam, Bawalah kemari. Biar ku perbaiki suasana hatimu itu."

Si murid pun beranjak

Di sebuah ruangan yang dipenuhi kegelapan, terdapat empat lilin kecil yang sudah meredup nyala apinya, tubuhnya meleleh begitu banyak dan hanya segumpalan kecil lilin cair yang membuatnya menyala. Di dalam kesunyian, empat lilin kecil tersebut saling berkomunikasi.

Lilin pertama berkata
“Aku adalah kedamaian, namun kini manusia tak lagi menjagaku, mereka lebih memilih peperangan dan tak memperdulikan aku, lebih baik

Ada sebuah pohon jati yang angkuh di hutan. Ia tinggi dan kuat. Di dekatnya, ada sebuah tanaman obat yang kecil.

Pohon jati berkata, “Aku sangat gagah dan kuat. Tidak ada yang bisa mengalahkan aku.” Mendengar hal ini, tanaman obat itu menjawab, “Temanku, terlalu angkuh itu berbahaya. Bahkan,
yang kuat sekalipun akan jatuh suatu hari nanti.”

Si pohon jati mengabaikan

Alkisah, ada seorang pedagang kaya yang merasa dirinya tidak bahagia. Dari pagi-pagi buta, dia telah bangun dan mulai bekerja. Siang hari bertemu dengan orang-orang untuk membeli atau menjual barang. Hingga malam hari, dia masih sibuk dengan buku catatan dan mesin hitungnya. Menjelang tidur, dia masih memikirkan rencana kerja untuk keesokan harinya. Begitu hari-hari berlalu.

Suatu pagi sehabis mandi, saat berkaca, tiba-tiba dia kaget saat menyadari rambutnya mulai menipis dan berwarna abu-abu. "Akh. Aku sudah menua. Setiap hari aku bekerja, telah menghasilkan kekayaan begitu besar! Tetapi kenapa aku tidak bahagia? Ke mana saja aku selama ini?"


Setelah menimbang, si pedagang memutuskan untuk pergi meninggalkan semua kesibukannya dan melihat kehidupan di luar sana. Dia berpakaian layaknya rakyat biasa dan membaur ke tempat keramaian.

"Duh, hidup begitu susah, begitu tidak adil! Kita telah bekerja dari pagi hingga sore, tetapi tetap saja miskin dan kurang," terdengar sebagian penduduk berkeluh kesah.

Di tempat lain, dia mendengar seorang saudagar kaya; walaupun harta berkecukupan, tetapi tampak sedang sibuk berkata-kata kotor dan memaki dengan garang. Tampaknya dia juga tidak bahagia.

Si pedagang meneruskan perjalanannya hingga tiba di tepi sebuah hutan. Saat dia berniat untuk beristirahat sejenak di situ, tiba-tiba telinganya menangkap gerak langkah seseorang dan teriakan lantang, "Huah! Tuhan, terima kasih. Hari ini aku telah mampu menyelesaikan tugasku dengan baik. Hari ini aku telah pula makan dengan kenyang dan nikmat. Terima kasih Tuhan, Engkau telah menyertaiku dalam setiap langkahku. Dan sekarang, saatnya hambamu hendak beristirahat."

Setelah tertegun beberapa saat dan menyimak suara lantang itu, si pedagang bergegas mendatangi asal suara tadi. Terlihat seorang pemuda berbaju lusuh telentang di rerumputan. Matanya terpejam. Wajahnya begitu bersahaja.

Mendengar suara di sekitarnya, dia terbangun. Dengan tersenyum dia menyapa ramah, "Hai, Pak Tua. Silahkan beristirahat di sini."

"Terima kasih, Anak Muda. Boleh bapak bertanya?" tanya si pedagang.

"Silakan."

"Apakah kerjamu setiap hari seperti ini?"

"Tidak, Pak Tua. Menurutku, tak peduli apapun pekerjaan itu, asalkan setiap hari aku bisa bekerja dengan sebaik2nya dan pastinya aku tidak harus mengerjakan hal sama setiap hari. Aku senang, orang yang kubantu senang, orang yang membantuku juga senang, pasti Tuhan juga senang di atas sana. Ya kan? Dan akhirnya, aku perlu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas semua pemberiannya ini".

Kenyataan di kehidupan ini, kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan sebesar apapun tidak menjamin rasa bahagia. Bisa kita baca kisah hidup seorang maha bintang Michael Jackson yang meninggal belum lama ini, yang berhutang di antara kelimpahan kekayaannya. Dia hidup menyendiri dan kesepian di tengah keramaian penggemarnya; tidak bahagia di tengah hiruk pikuk bumi yang diperjuangkannya.

Entah seberapa kontroversial kehidupan Jacko. Tetapi, yah... setidaknya, dia telah berusaha berbuat yang terbaik dari dirinya untuk umat manusia lainnya.

Mari, jangan menjadi budaknya materi. Mampu bersyukur merupakan kebutuhan manusia. Mari kita berusaha memberikan yang terbaik bagi diri kita sendiri, lingkungan kita, dan bagi manusia-manusia lainnya. Sehingga, kita senantiasa bisa menikmati hidup ini penuh dengan sukacita, syukur, dan bahagia.

Kisah nyata ini ditulis oleh seorang dosen ITB bernama Rinaldi Munir mengenai seorang kakek yang tidak gentar berjuang untuk hidup dengan mencari nafkah dari hasil berjualan amplop di Masjid Salman ITB. Jaman sekarang amplop bukanlah sesuatu yang sangat dibutuhkan, tidak jarang kakek ini tidak laku jualannya dan pulang dengan tangan hampa. Mari kita simak kisah “Kakek Penjual Amplop di ITB”.

Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat saya selalu melihat seorang Kakek tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, barang mainan anak, sepatu dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini. Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun Kakek itu tetap menjual amplop. Mungkin Kakek itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat.

Kehadiran Kakek tua dengan dagangannya yang tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang mau membeli amplopnya itu? Tidak satupun orang yang lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid Salman seolah tidak mempedulikan kehadiran Kakek tua itu.

Kemarin ketika hendak shalat Jumat di Salman saya melihat Kakek tua itu lagi sedang duduk terpekur. Saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat, meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkan benda tersebut. Yach, sekedar ingin membantu Kakek itu melariskan dagangannya. Seusai shalat Jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri Kakek tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkus plastik itu. “Seribu”, jawabnya dengan suara lirih. Oh Tuhan, harga sebungkus amplop yang isinnya sepuluh lembar itu hanya seribu rupiah? Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala pada pedagang gorengan di dekatnya. Uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi Kakek tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan mendengar harga yang sangat murah itu. “Saya beli ya pak, sepuluh bungkus”, kata saya.

Kakek itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. Dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar ketika memasukkan bungkusan amplop ke dalam kotak.

Saya bertanya kembali kenapa dia menjual amplop semurah itu. Padahal kalau kita membeli amplop di warung tidak mungkin dapat seratus rupiah satu. Dengan uang seribu mungkin hanya dapat lima buah amplop. Kakek itu menunjukkan kepada saya lembar kwitansi pembelian amplop di toko grosir. Tertulis di kwitansi itu nota pembelian 10 bungkus amplop surat senilai Rp7500. “Kakek cuma ambil sedikit”, lirihnya. Jadi, dia hanya mengambil keuntungan Rp250 untuk satu bungkus amplop yang isinya 10 lembar itu. Saya jadi terharu mendengar jawaban jujur si Kakek tua. Jika pedagang nakal ‘menipu’ harga dengan menaikkan harga jual sehingga keuntungan berlipat-lipat, Kakek tua itu hanya mengambil keuntungan yang tidak seberapa. Andaipun terjual sepuluh bungkus amplop saja keuntungannya tidak sampai untuk membeli nasi bungkus di pinggir jalan. Siapalah orang yang mau membeli amplop banyak-banyak pada zaman sekarang? Dalam sehari belum tentu laku sepuluh bungkus saja, apalagi untuk dua puluh bungkus amplop agar dapat membeli nasi.

Setelah selesai saya bayar Rp10.000 untuk sepuluh bungkus amplop, saya kembali menuju kantor. Tidak lupa saya selipkan sedikit uang lebih buat Kakek tua itu untuk membeli makan siang. Si Kakek tua menerima uang itu dengan tangan bergetar sambil mengucapkan terima kasih dengan suara hampir menangis. Saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata ini sudah tidak tahan untuk meluruhkan air mata. Sambil berjalan saya teringat status seorang teman di fesbuk yang bunyinya begini: “Kakek-Kakek tua menjajakan barang dagangan yang tak laku-laku, ibu-ibu tua yang duduk tepekur di depan warungnya yang selalu sepi. Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal dan toko-toko yang nyaman dan lengkap….”.

Si Kakek tua penjual amplop adalah salah satu dari mereka, yaitu para pedagang kaki lima yang barangnya tidak laku-laku. Cara paling mudah dan sederhana untuk membantu mereka adalah bukan memberi mereka uang, tetapi belilah jualan mereka atau pakailah jasa mereka. Meskipun barang-barang yang dijual oleh mereka sedikit lebih mahal daripada harga di mal dan toko, tetapi dengan membeli dagangan mereka insya Allah lebih banyak barokahnya, karena secara tidak langsung kita telah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.

Dalam pandangan saya Kakek tua itu lebih terhormat daripada pengemis yang berkeliaran di masjid Salman, meminta-minta kepada orang yang lewat. Para pengemis itu mengerahkan anak-anak untuk memancing iba para pejalan kaki. Tetapi si Kakek tua tidak mau mengemis, ia tetap kukuh berjualan amplop yang keuntungannya tidak seberapa itu.

Di kantor saya amati lagi bungkusan amplop yang saya beli dari si Kakek tua tadi. Mungkin benar saya tidak terlalu membutuhkan amplop surat itu saat ini, tetapi uang sepuluh ribu yang saya keluarkan tadi sangat dibutuhkan si Kakek tua.

Kotak amplop yang berisi 10 bungkus amplop tadi saya simpan di sudut meja kerja. Siapa tahu nanti saya akan memerlukannya. Mungkin pada hari Jumat pekan-pekan selanjutnya saya akan melihat si Kakek tua berjualan kembali di sana, duduk melamun di depan dagangannya yang tak laku-laku.

Mari kita bersyukur telah diberikan kemampuan dan nikmat yang lebih daripada kakek ini. Tentu saja syukur ini akan jadi sekedar basa-basi bila tanpa tindakan nyata. Mari kita bersedekah lebih banyak kepada orang-orang yang diberikan kemampuan ekonomi lemah. Allah akan membalas setiap sedekah kita, amiin.

Tuesday, October 23, 2012


Kumpulan Hadits Tanda Akhir Zaman (Bag. Yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat kecil adalah peristiwa dan hal-hal yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad yang akan terjadi di ahkir zaman, sebagai isyarat menunjukkan akan dekatnya kedatangan tanda-tanda besar Kiamat.

1. Budak wanita melahirkan tuannya. Hal ini merupakan kiasan dari banyaknya para budak dari hasil penaklukan Islam, maka budak wanita akan melahirkan anak laki-laki yang akan menjadi tuan dari ibunya. Karena anak tersebut adalah anak dari tuan wanita sang budak. Hal ini juga merupakan kiasan dari banyaknya kedurhakaan anak terhadap ibunya sehingga si anak memperlakukan ibunya seakan-akan ia adalah tuan dari ibunya. Kedua hal tersebut telah terjadi pada masa sekarang.

2. Tanda kecil kiamat terlihat pula dengan banyaknya penggembala kambing yang miskin, telanjang kaki dan tidak berpakaian (para rakyat jelata) akan berdiam di gedung-gedung tinggi seperti yang terjadi di semenanjung arabia.

3. Telah bersabda Rasulullah: “Apabila suatu urusan telah diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah masa kehancurannya.” (HR. Muslim, Ahmad dari 'Umar bin Khathtab dan Ibn 'Abbas, dalam Ash Shahihah Al Albaani, dengan nomer 1345)

 4. Meminum khamer dan penamaan perbuatan tersebut bukan dengan namanya. Rasulullah bersabda: “Sebagian orang dari umatku akan meminum khamar dan mereka akan menamakan perbuatan tersebut bukan dengan namanya”. (HR. Ahmad dan Nasa'i dengan isnad yang shahih, dan dalam Ash Shahihah Al Albaani, nomer 1; 138)

5. Munculnya kejahilan manusia dalam arahan hidup dan persoalan-persoalan yang menyangkut kehidupan akhirat dan sedikitnya ilmu.

6. Banyaknya perbuatan-perbuatan kotor seperti zina juga merupakan tanda kecil kiamat yang sudah terjadi sejak lama.

7. Kaum laki-laki memakai sutra.

8. Penghalalan lagu dan musik. Rasulullah bersabda, ”Sungguh akan ada dari umatku beberapa kelompok manusia yang akan menghalalkan zina, sutra, khamar dan musik-musik”. (HR. Bukhari dalam kitab Shahihnya, dan dalam Ash Shahihah Al Albaani, no.91)

9. Pelegalan para biduwanita (penyanyi wanita).

10. Pembunuhan terjadi dimana-mana. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di pintu gerbang hari kiamat akan datang suatu masa dimana turun padanya kejahilan, diangkat padanya Al ‘Ilmu (ilmu akhirat), dan banyaknya terjadi kegaduhan yang mengakibatkan terjadinya banyak pembunuhan”. (Muttafaqun 'Alaih, dari Ibn Mas'ud dan Abu Musa Al Asy'ari Radhiyallahu 'Anhuma)

11. Pemutusan silaturrahim.

12. Timbulnya hal-hal keji, jorok dan kata-kata kotor.

13. Orang-orang jujur dikhianati dan dijauhi.

14. tanda kiamat kecil ditandai dengan orang-orang yang suka berkhianat dipercayai dan didekati. Sabda Rasulullah, “Diantara syarat-syarat hari kiamat adalah timbulnya hal-hal keji, pemutusan silaturrahim, orang jujur tidak di percayai dan kepercayaan terhadap orang-orang berhianat.” (Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Al Bazzar dari Ibn 'Umar dan dimuat oleh Al Albaani dalam Ash Shahihah, no.2290).

15. Timbulnya mati mendadak.

16. Menjadikan masjid sabagai jalan-jalan. Yang dimaksud adalah seorang muslim melewati sebuah masjid tanpa melakukan shalat padanya.

17. terjadinya pertempuran antara dua kelompok besar dari kaum Muslim, dimana kedua kelompok tersebut berperang dengan satu itikad dan seruan, yaitu: Pertempuran Siffin yang terkenal antara kelompok ‘Ali bin Abi Thalib dan kelompok Mu’awiyah bin Abi Sufyan.

18. Pendeknya waktu (berkurangnya berkah dalam waktu).

19. Banyaknya terjadi gempa bumi juga merupakan tanda kiamat kecil yang sudah sangat terlihat dimasa sekarang ini sehingga para ahli meteorologi mengatakan bahwa bumi ini terus bergetar setiap saat.

20. Tanda kiamat kecil diawali dengan munculnya huru-hara yang menebarkan kejahatannya. Rasulullah bersabda, “Kiamat tidak akan berdiri kecuali apabila ilmu telah diangkat, banyaknya terjadi gempa bumi, timbulnya huruhara-huruhara, banyaknya kegaduhan diantaranya pembunuhan”. (Hadis riwayat Bhukari dalam kitab Shahihnya, dari Abi Hurairah. Juga diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibn Majah dalam kitab Sunannya.)

21. Umat Islam diperebutkan oleh umat-umat manusia yang lain sebagaimana orang-orang yang sedang makan berebutan terhadap sepiring makanan.

22. Menuntut ilmu kepada orang yang bukan ahlinya. Maka mereka ditanya orang, lalu mereka pun berfatwa tanpa berdasarkan atas ilmu. Kemudian mereka akan sesat dan menyesatkan.

23. Munculnya wanita-wanita yang tidak berpakaian merupakan tanda kiamat kecil. Maksudnya wanita yang menutup sebagian dari tubuhnya dan membuka sebagiannya. Seperti mereka yang memakai pakaian-pakaian sempit (ketat) dan tipis, dimana dengan demikian berarti mereka belum menutup aurat.

24. Orang-orang bodoh ikut berbicara tentang urusan-urusan umum masyarakat. Rasulullah bersabda, “Di pintu gerbang hari kiamat akan muncul tahun kepalsuan yang penuh dengan penipuan, dimana orang-orang jujur menjadi tertuduh dan orang yang mestinya tertuduh justru dipercayai. Dan pada masa itu pula muncul Ar Rawaibidhah. Lalu para sahabat bertanya: Apakah Ar Rawaibidhah itu? Berkata Rasulullah: Yaitu orang bodoh yang berbicara tentang urusan-urusan masyarakat umum”. (Hadis shahih riwayat Ahmad dan Thabrani dari Abi Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, dan dimuat oleh Al Albaani dalam Ash Shahihah, no.1888)

25. Ucapan salam (Assalamu’alaikum) hanya diucapkan oleh seorang Muslim terhadap orang yang dikenal saja.

26. Sabda Rasul, “Akan datang kepada manusia suatu zaman dimana orang-orang tidak perduli lagi terhadap apa-apa yang mereka peroleh, apakah rizki itu dari yang halal ataukah dari yang haram?”. (Hadist shahih riwayat Bukhari dan Nasa'i dari Abi Hurairah)

27. Sifat bohong menjadi hal yang umum.

28. Tanda-tanda kiamat kecil ditandai dengan jarak-jarak antara pasar menjadi dekat. Rasulullah bersabda, “Banyaknya sifat bohong, pendeknya waktu, dekatnya jarak-jarak antara pasar- pasar yang ada”. (Hadist shahih riwayat Ibn Hibban dari Abi Hurairah)

29. Munculnya onta-onta (kendaraan) untuk setan-setan. Maksudnya seorang laki-laki menunggang ontanya dan ia juga membawa onta lain yang tidak ditungganginya serta tidak pula untuk menolong orang yang memerlukan. Maka onta yang tidak ia kendarai tersebut dikendarai oleh setan. Demikian juga halnya dengan rumah, dimana seseorang laki-laki membeli sebuah rumah baru bukan untuk dihuni, akan tetapi untuk ia simpan selama bertahun-tahun. Sehingga rumah tersebut dihuni oleh setan-setan. Bersabda Rasulullah, “Akan ada onta untuk setan dan rumah untuk setan”. (Hadist shahih riwayat Abu Dawud dari Abi Hurairah, dan dalam Ash Shahihah Al Albaani, no.93)

30. Manusia berbangga dan bermegah-megahan dengan keindahan masjid dan fasilitasnya.

31. Manusia akan mewarnai rambut kepalanya dengan warna hitam (celup rambut) agar terlihat lebih muda.

32. Angan-angan dan keinginan yang menggebu dari orang-orang yang beriman untuk segera melihat (bertemu) dengan Nabi Muhammad Shallallhu ‘Alaihi wa Sallam, dimana hal itu karena sudah banyaknya fitnah dan agama menjadi suatu hal yang aneh.

33. Berkurangnya keimanan manusia untuk melaksanakan ketaatan dan amal untuk akherat merupakan tanda-tanda kiamat kecil yang sudah sangat nyata kita lihat disana-sini.

34. Turunnya kekikiran, lalu tersebarlah ia diantara manusia, maka tiap orang menjadi bakhil untuk mendermakan apa-apa yang mereka punyai. Orang yang punya harta bakhil dengan hartanya, orang yang berlimu bakhil dengan ilmunya, orang yang terampil atau berpengalaman bakhil dengan keahliannya. Sabda Rasulullah, “Berkurangnya amal dan tersebarnya kebakhilan”. (Hadist shahih riwayat Bukhari, Muslim dan Abu Dawud dari Abi Hurairah)

35. Manusia saling berbunuh-bunuhan tanpa tujuan / kebenaran yang jelas.

36. Harta kekayaan umum dikuasai oleh segelintir orang tanpa kebenaran dan tanpa ada rasa wara’ (tidak takut dosa), termasuk mengambil harta umum dengan diam-diam (korupsi).

37. Berkurangnya sifat amanah, tidak berpegang pada kepercayaan yang diberikan orang lain.

38. Syari’at agama terasa berat dilaksanakan.

39. Tanda-tanda kecil kiamat ditandai dengan banyaknya laki-laki (suami) hanya menaati istrinya, sedangkan ia durhaka kepada ibunya.

40. Seorang laki-laki bersikap kasar kepada bapaknya dan bersikap ramah dengan teman-temannya.

 41. Suara-suara manusia meninggi (berteriak) di masjid-masjid.

42. Orang hina (bersifat keji) menjadi peimpin pada suatu kaum dan sebuah suku dipimpin oleh orang yang fasik diantara mereka.

43. Tanda-tanda kecil kiamat juga terlihat dengan banyaknya laki-laki yang dihormati bukan karena budi dan kebaikanya, akan tetapi karena orang takut akan kejahatannya. Telah bersabda Rasulullah, “Apabila harta rampasan perang (milik umum) dikuasai oleh segelintir orang, amanah jadi rampasan, harta zakat jadi hutang, seorang laki-laki (suami) menaati istrinya dan mendurhakai bunya, berbuat baik kepada teman dan berbuat kasar kepada bapak, suara-suara meninggi di masjid-masjid, yang menjadi pemipin suatu kaum adalah orang hina (berhati keji) diantara mereka, dan yang menjadi kepala suatu suku (kabilah) adalah orang fasik diantara mereka, seorang laki-laki dihormati disebabkan oleh karena orang takut pada sifat jahatnya, khamer biasa diminum, sutera biasa dipakai laki-laki, munculnya para penyanyi perempuan dan alat-alat musik, orang-orang dari umat yang terakhir ini melaknat umat yang terdahulu. Maka ketika itu, hendaklah mereka menunggu kedatangan angin merah atau pembalikan bumi, atau pemburukan bentuk dan tanda-tanda yang beriringan. Seperti kawat susunan manik-manik di sebuah tali yang terputus, maka terlepaslah ia secara beriringan.” (Hadits riwayat Tirmidzi dari ‘Ali dan Abi Hurairah, dan ia berkata; bahwa ini adalah hadits gharib).
44. Banyaknya jumlah polisi yang hal itu disebabkan oleh karena banyaknya kerusakan.

45. Mendahulukan seorang laki-laki menjadi Imam shalat disebabkan bagus suaranya walaupun kurang ilmu dan keutamaannya.

46. Jabatan,hukum dan kepemimpinan diperjual-belikan. Yaitu bahwa jabatan diterima dengan uang suap/sogok.

47. Memandang rendah kepada darah. Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Bersegeralah untuk melakukan amal shalih apabila telah muncul enam perkara: Pengangkatan pemimpin-pemimpin (jabatan), tidak adanya penghargaan terhadap darah, pemutusan silaturrahim, orang-orang mabuk yang menjadikan Alqur’an sebagai alat nyanyian, dimana mereka mendahulukan seseorang diantara mereka menjadi Imam agar menyanyikannya, walaupun orang tersebut yang paling sedikit ilmunya.” (Hadis shahih riwayat Thabrani dari ‘Abis Al Ghifari. Dan juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam Ash Shahihah Al Albaani, nomer 979)

48. Seorang istri berserikat dengan suaminya dalam bekerja dan berdagang, atau suami akan menjadi pembantu istrinya. Bersabda Rasulullah, “Dipintu gerbang (dekat) hari kiamat: Salam hanya diucapkan pada orang-orang yang dikenal saja, tersebar dan berkembangnya perdagangan, sehingga seorang istri membantu suaminya untuk berdagang.” (Hadis shahih lighairi, riwayat Ahmad dan Ath Thayalisi dari Ibn Mas’ud)

49. Berkembangnya tulis menulis dan banyaknya kitab-kitab karangan.

50. Anak-anak menjadi pemarah.

51. Hujan menjadi terasa panas (menjadi musibah).

52. Orang-orang belajar agama bukan untuk agama, akan tetapi untuk mendapatkan jabatan atau kerja atau harta.

53. Munculnya berbagai jenis kendaraan canggih merupakan tanda kecil kiamat yang sudah terlihat. Sabda Rasulullah, “Akan muncul di akhir zaman orang yang berkendaraan di atas beberapa pelana yang berbentuk seperti pelana-pelana tunggangan yang terbentang, dimana mereka berhenti dengan kendaraan tersebut di depan masjid-masjid, wanita-wanita mereka berpakaian akan tetapi mereka adalah telanjang.” (Diriwayatkan oleh Ibn Hibban dalam Al Mustadrak)

54. Munculnya gaya hidup yang bermewah-mewah dan manja dalam tubuh umat Islam. Sabda Rasulullah, “Apabila umatku berjalan dengan sombong dan yang menjadi pelayan mereka adalah putra-putri raja, putra-putri Parsi dan Romawi, maka orang yang paling buruk akan berkuasa terhadap orang-orang yang paling baik.” (Hadis shahih Tirmidzi dengan sanad yang shahih dari ‘Abdullah Ibn ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhuma dalam Ash Shahihah Al Albaani, nomer 957)

55. Orang-orang fasiq dimuliakan, dan orang-orang yang mulia serta terhormat direndahkan (yang rendah ditinggikan dan yang tinggi direndahkan).

56. Kepada seorang laki-laki dikatakan: “Sungguh hebat ia, sungguh jarang orang seperti ia, dan sungguh pintar ia. Sedangkan didalam dadanya tidak ada Iman sedikit pun, walau sebesar biji.” (Hadits Muttafaqun ‘Anhuma atas keshahihannya)

57. Orang-orang berangan-angan untuk cepat mati, karena banyaknya huru-hara / kekacauan yang terjadi. Sabda Rasul, “Tidak akan berdiri kiamat, sehingga apabila seorang laki-laki melewati sebuah kubur, maka ia akan berkata: Aduhai, alangkah baiknya seandainya aku juga berada di tempatnya.” (Riwayat Bukhari dalam kitab Shahihnya pada kitab Al Fitan dari Abi Hurairah. Dan juga diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Al Fitan)

 58. Tanda kiamat kecil terlihat di Irak yang terkena sangsi kepungan dan diembargo (boikot) darinya makanan serta bantuan kemanusiaan lainnya.

59. Negeri Syam (Suria, Libanon, Yordania, Palestina) dikepung (diboikot) darinya makanan serta bantuan-bantuan. Dua tanda di atas merupakan keajaiban dari apa-apa yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad bahwa dua peristiwa tersebut akan terjadi di akhir zaman. Dan telah terbukti dalam waktu yang tidak lama berselang, dimana Irak dikepung oleh tentara multinasional dan Palestina (Syam) dikepung Israel. Sungguh benarlah perkataan manusia yang tidak berbicara menurut hawa nafsunya itu (Rasulullah): “Hampir saja tidak boleh dibawa ke negeri Irak sepiring makanan atau sebuah dirham. Kami (para sahabat) bertanya: Siapa yang melakukan itu ya Rasulullah? Beliau menjawab: Orang-orang ajam (non Arab) yang melakukan hal tersebut, Hampir saja tidak boleh dibawa sepiring makanan atau sebuah dirham kepada penduduk Syam. Lalu kami bertanya kembali: Siapa lagi yang melakukan itu ya Rasulullah? Beliau menjawab: Orang-orang Rum (Romawi).” (HR. Muslim dalam kitab Al Fitan. Dan diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya)

60. Meninggalnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga merupakan tanda kiamat kecil.

61. Penaklukan Bait Al Maqdis. Hal ini telah terjadi di zaman khalifah yang kedua, yaitu ‘Umar bin Khaththab.

62. Munculnya wabah-wabah umum (epidemi) yang menyebabkan kematian masal seperti wabah kolera
yang terjadi di zaman ‘Umar bin Khaththab dan pada saat terjadinya perang dunia.

63. Harga-harga naik dan muncul kemahalan sehingga apabila seseorang diberi gaji seratus dinar atau bahkan tiga ratus dirham maka ia tetap tidak puas (kekurangan) karenanya.

64. Fitnah seperti godaan dan kemaksiatan memasuki setiap rumah orang Arab dan selain mereka merupakan tanda kiamat kecil yang nyata sekali terlihat dijaman sekarang. Seperti televisi dan nyanyian-nyanyian yang memasuki setiap rumah.

65. Adanya genjatan senjata dan perdamaian antara kita (kaum Muslim) dengan orang-orang Rum (Eropa dan Amerika). Tanda ini merupakan tanda kecil kiamat yang paling akhir. Karena, setelah peristiwa ini akan terjadi lagi peperangan yang sangat besar dan dasyat. Genjatan senjata dan perdamaian ini sudah mulai berakhir. Jadi, kita saat ini masih dalam masa genjatan senjata dengan Rum (Eropa dan Amerika).
Sabda Rasulullah, “Aku menghitung ada enam perkara yang akan terjadi menjelang hari kamat, yaitu: Kematianku, kemudian penaklukan Baitul Maqdis, kemudian kematian masal akibat penyakit wabah. Kemudian melimpahnya uang (harta), sehingga apabila seseorang diberi gaji seratus dinar, maka ia tetap tidak puas, kemudian muncul fitnah yang memasuki setiap rumah orang Arab. Kemudian adanya genjatan senjata antara umat Islam dengan Bani Ashfar (orang-orang Eropa dan Amerika). Kemudian mereka menghianati kamu, dimana mereka akan menyerangmu di bawah 80 bendera, dan di bawah tiap-tiap bendera itu terdapat dua belas ribu orang tentara.” (Riwayat Bukhari dalam kitab Shahihnya dari ‘Auf bin Malik. Diriwayatkan juga oleh Ahmad dan Thabrani dari mu’adz. Dan didalam Ash Shahihah Al Albaani nomer 1883

66. Armagedon adalah kata-kata yang berasal dari bahasa Ibrani.
“Ar” berarti: gunung atau bukit.
“Mageddo” adalah nama dari sebuah lembah di Palestina, yang mana lembah ini merupakan medan pertempuran yang akan datang tersebut, yang akan membentang dari “Mageddo” di utara sampai ke “Edom” di selatan yang berjarak sekitar dua ratus mil dan sampai ke Laut putih (tengah) di Barat dan ke bukit Mohab di Timur yang berjarak 100 mil. (buku: Ramalan dan Politik, hal.52)
Kata-kata “Armagedon” adalah sebuah istilah yang tidak asing lagi bagi orang-orang ahli kitab (yahudi dan nasrani), yang dapat kita temui dalam kitab-kitab suci mereka, dan dari kajian-kajian para ulama serta peneliti mereka.
Apakah perang Armagedon itu? Perang Armagedon adalah:
1. Peristiwa besar dan perang penghancuran.
2. Pertemuan strategi dari perang raksasa yang sudah dekat waktunya.
3. Perang persekutuan internasional (perang dunia yang akan datang), yakni yang sedang ditunggu oleh seluruh penduduk bumi pada hari ini.
4. Perang Armagedon adalah perang politik dan agama.
5. Ia adalah peperangan raksasa dari banyak pihak.
6. Perang Armagedon adalah awal dari kemusnahan.
7. Ia adalah perang yang dimulai dengan menyeluruhnya ‘perdamaian palsu’, sehingga orang-orang berkata, ‘perdamaian sudah datang’, ‘keamanan sudah datang’, padahal kenyataanya adalah sebaliknya.

67.  Diriwayatkan oleh Imam Bukhari (dalam kitab Shahihnya) dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, bahwa beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya masa menetapmu dibandingkan dengan umat-umat sebelum kamu adalah seperti waktu antara shalat Ashar sampai terbenamnya matahari. Ahli Taurat (Yahudi) telah diberikan kepada mereka kitab Taurat, kemudian mereka mengamalkan kitab tersebut, sehingga apabila telah sampai waktu tengah hari, maka mereka pun ‘lemah’ untuk mengamalkannya. Lalu mereka diberi pahala oleh Allah masing-masing satu qirath. Kemudian diberikan pula kepada ahli Injil (Nasrani), lalu mereka mengamalkan kitab tersebut sampai waktu shalat Ashar. Dan setelah itu, mereka ‘lemah’ untuk mengamalkannya. Maka mereka pun diberi ganjaran oleh Allah masing-masing satu qirath. Kemudian diberikan pula kepada kita kitab Alqur’an, dan kita mengamalkannya sampai matahari terbenam. Maka Allah memberi ganjaran kepada kita masing-masing dua qirath. Berkatalah ahli kitab: Wahai Rabb kami, mengapa engkau beri ganjaran kepada mereka (kaum Muslimin) dua qirath, sedangkan amalan kami lebih banyak daripada mereka. Berkata Rasulullah: Allah Subhanahu wa Ta’ala menjawab (sambil bertanya): Apakah Aku berlaku zhalim (tidak adil) dalam memberi ganjaran dari amal kalian? Mereka menjawab: Tidak. Allah berkata: Itu adalah karunia yang Aku berikan kepada siapa saja yang Aku kehendaki.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari pada beberapa tempat dalam kitab Shahinya. Pada kitab Mawaqitu Ash Shalah, Juz. 2, Fathul Baari, hal. 38, cetakan Daar Al Fikri. Juga pada kitab Al Ijarah, Juz.4 hal.445. Juga kitab Ahaadits Al Anbiya’, Juz.6, hal.465. Juga kitab Fadhaail Alqur’an, Juz.9, hal.66. Dan juga kitab At Tauhid, Juz.13, hal.46, dengan sanad yang berbeda-beda)

68.  Diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahih miliknya sebuah hadits dari Abi Musa Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dimana beliau bersabda:
“Permisalan antara kaum Muslimin dan kaum Yahudi serta kaum Nasrani adalah seperti seorang laki-laki kaya yang mengupah suatu kaum untuk melakukan sebuah pekerjaan untuknya sampai malam. Akan tetapi, kaum tersebut hanya bekerja sampai tengah hari. Dan mereka berkata kepada laki-laki tersebut: Kami tidak memerlukan gaji yang kamu berikan. Kemudian laki-laki itu mengupah suatu kaum yang lain seraya berkata: Sempurnakanlah pekerjaan ini sampai selesai hari ini juga, dan kamu akan mendapatkan gaji seperti yang aku syaratkan. Kemudian kaum tersebut hanya bekerja sampai waktu shalat Ashar dan berkata: Ambillah olehmu apa-apa yang kami kerjakan. Kemudian laki-laki tersebut mengupah suatu kaum yang lain, dan mereka pun bekerja sampai penuh hari tersebut, sehingga terbenam matahari. Dan mereka mendapatkan gaji atas dua kaum sebelum mereka.”
(Juga diriwayatkan oleh Bukhari dalam beberapa tempat. Yakni kitab Mawaqitu Ash Shalah, Juz.2, hal.38. juga kitab Al Ijarah, Juz.4, hal.447. dan anehnya, kita juga menemukan satu teks dalam kitab Injil Matius yang sangat bersesuaian dengan dua hadits Bukhari yang kita ketengahkan diatas yang mana teks tersebut kita muat pada pembahasan selanjutnya, sungguh merupakan sebuah mu’jizat persesuaian.)
Dari kedua hadits tersebut dapat disimpulkan:
a. Waktu kaum Muslimin adalah sejak dari masuknya waktu shalat Ashar sampai terbenamnya matahari.
b. Waktu kaum Yahudi adalah sejak dari waktu fajar sampai waktu shalat Zhuhur (sama dengan setengah hari)
c. Dan waktu kaum Nasrani adalah sejak dari waktu shalat Zhuhur sampai waktu shalat Ashar.
Dengan demikian berarti waktu yang dimiliki oleh kaum Yahudi adalah sama dengan waktu kaum Muslimin yang ditambahkan dengan waktu kaum Nasrani.

69. Rasulullah bersabda: “Hitunglah ada enam peristiwa yang akan terjadi menjelang kiamat, yaitu kematianku kemudian penaklukan Baitul Maqdis kemudian terjadinya kematian masal yang disebabkan oleh wabah penyakit yang akan menimpamu seperti penyakit Qu’as yang menimpa kambing.”
 Penyakit Qu’as adalah penyakit yang biasanya menimpa hewan ternak. Wabah ini pertama terjadi setelah masa kerasulan Nabi Muhammad terjadi pada masa khalifah Umar bin Khatab di Syam setelah penaklukan kota Baitul Maqdis yang disebut dengan ‘Tha’un Amwas’.
Mereka yang mati disebabkan wabah penyakit ini adalah termasuk dalam kelompok mati syahid bagi siapa yang dikendaki Allah, berdasarkan sabda Rasulullah:
“Kemudian muncullah suatu penyakit terhadap kaum yang akan menjadikan anak cucu kamu dan kamu sendiri sebagai syahid dihadirat Allah.”
(HR. Ibn Majah dan Hakim, telah dishahihkan oleh Al Albaani)

70. Rasulullah bersabda, “Hampir saja umat-umat (selain kamu) memperebutkan kamu dari segala penjuru sebagaimana orang-orang yang sedang makan memperebutkan semangkuk makanan mereka. Para sahabat bertanya: Apakah jumlah kita sedikit pada waktu itu wahai Rasulullah? Rasul menjawab: Pada saat itu jumlah kamu banyak, akan tetapi keberadaan kamu tak obahnya seperti buih air bah, ketakutan (keseganan) musuh-musuhmu akan tercabut dari dada mereka dan di dada masing-masing kamu terdapat Al Wahan. Para sahabat bertanya: Apakah Al Wahan itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Cinta dunia dan takut akan mati.”
(Hadist hasan diriwayatkan oleh Ahmad)
Telah terbukti, bahwa musuh-musuh kita berebut-rebutan terhadap kita kaum muslimin semenjak jatuhnya khilafah Islamiyah oleh tangan manusia durjana yang berdosa ‘Mustafa Kamal Attaturk’, umat Islam tepecah-pecah menjadi Negara-negara kecil yang saling bermusuhan yang disebabkan oleh kepentingan dan ambisi dalam negeri masing-masing sedangkan segala permusuhan tersebut tidak terlepas dari skenario halus dan perencanaan syaitan dengan syi’ar: “Hancurkan Islam dan musnahkan pemeluknya.”
Kekhalifahan Islam telah jatuh dan laki-laki yang sakit (kekhalifahan Turki ‘Utsmani) telah terbunuh di Turki oleh tangan seorang penjahat yang mengaku sebagai dokter yang akan menyembuhkan penyakit si penderita. Dan untuk membangkitkan kekhalifahan, tiba-tiba yang diobatinya mati mendadak disebabkan oleh ramuan-ramuan yang diberikannya. Si antek penjajah itu (Mustafa Kamal Attaturk) telah menumbangkan kekhalifahan Islam dan menggantinya dengan ‘Sekularisme’ yang terkutuk. Betapa sangat buruk apa-apa yang dia jadikan sebagai gantinya.1)

Iman kepada hari kiamat adalah rukum iman yang ke-lima. Hari kiamat tidak dapat diprediksi kapan akan datangnya karena merupakan rahasia Allah SWT yang tidak diketahui siapa pun. Namun dengan demikian kita masih bisa mengetahui kapan datangnya hari kiamat dengan melihat tanda-tanda yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. Orang yang beriman kepada Allah SWT dan banyak berbuat kebaikan akan menerima imbalan surga yang penuh kenikmatan, sedangkan bagi orang-orang kafir dan orang yang zalim (berbuat kerusakan) akan masuk neraka yang sangat pedih untuk disiksa.

Dengan percaya dan beriman kepada hari kiamat kita akan didorong untuk selalu berbuat kebajikan, menghindari perbuatan dosa, tidak mudah putus asa, tidak sombong, tidak takabur dan lain sebagainya karena segala amal perbuatan kita dicatat oleh malaikat yang akan digunakan sebagai bahan referensi apakah kita akan masuk surga atau neraka.

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” [Al Hajj -1]

dan jika datang kepada kita berita ramalan-ramalan dusta tentang kiamat (misalnya;kiamat 2012 dll) maka janganlah percaya, karena yang membuat ramalan tersebut adalah orang jahil (bodoh) dan kafir (ingkar terhadap ayat-ayat Allah) bahkan yang percaya dengan ramalan tersebut bisa divonis kafir, karena kiamat adalah sesuatu yang Ghoib dan hanya Allah SWT yang mengetahui

Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat: ‘Kapankah terjadinya.’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’” [Al-A’raaf: 187]

tanda-tandanya (dalam hadits Rasulullah):

1. Hampir tibanya fitnah dan terbukanya dinding Yakjuj dan Makjuj
Hadis riwayat Zainab binti Jahsy ra.:
Bahwa Nabi saw. bangun dari tidurnya sambil bersabda: Laa ilaaha illallaah, celakalah orang-orang Arab karena suatu bencana akan terjadi, yaitu hari ini dinding (bendungan) Yakjuj dan Makjuj telah terbuka sebesar ini. Dan Sufyan (perawi hadis ini) melingkarkan jarinya membentuk angka sepuluh (membuat lingkaran dengan jari telunjuk dan ibu jari). Aku (Zainab binti Jahsy) bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kita semua akan binasa padahal di antara kita banyak terdapat orang-orang saleh? Beliau menjawab: Ya, jika banyak terjadi kemaksiatan. (Shahih Muslim No.5128)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Hari ini dinding Yakjuj dan Makjuj telah terbuka sebesar ini. Wuhaib (perawi hadis) melingkarkan jarinya membentuk angka sembilan puluh (menekuk jari telunjuk sampai ke pangkal ibu jari). (Shahih Muslim No.5130)

2. Pembenaman tentara yang menyerbu Kakbah
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bergerak-gerak di dalam tidurnya, maka kami bertanya: Wahai Rasulullah, ketika engkau tidur, engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan? Beliau menjawab: Mengherankan! Ada sekelompok manusia dari umatku yang datang menuju Baitullah karena seorang lelaki Quraisy yang berlindung di Baitullah, sehingga ketika mereka telah tiba di suatu padang sahara mereka dibenamkan. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, di jalan itu banyak berkumpul manusia? Beliau menjawab: Benar! Di antara mereka terdapat orang yang pintar, orang yang terpaksa dan ada juga orang yang dalam perjalanan mereka seluruhnya binasa dalam satu waktu lalu mereka akan dibangkitkan oleh Allah di tempat yang berbeda-beda sesuai dengan niat mereka. (Shahih Muslim No.5134)

3. Turunnya fitnah bagaikan turunnya air hujan
Hadis riwayat Usamah ra.:
Bahwa Nabi saw. menaiki salah satu bangunan tinggi di Madinah, kemudian beliau bersabda: Apakah kalian melihat apa yang aku lihat? Sesungguhnya aku melihat tempat-tempat terjadinya fitnah di antara rumah-rumahmu bagaikan tempat turunnya air hujan. (Shahih Muslim No.5135)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Akan terjadi fitnah di mana orang yang duduk (menghindar dari fitnah itu) lebih baik daripada yang berdiri dan orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan dan orang yang berjalan lebih baik daripada yang berlari (yang terlibat dalam fitnah). Orang yang mendekatinya akan dibinasakan. Barang siapa yang mendapatkan tempat berlindung darinya, hendaklah ia berlindung. (Shahih Muslim No.5136)

4. Jika dua orang muslim bertarung, masing-masing menghunus pedang
Hadis riwayat Abu Bakrah ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Apabila dua orang muslim saling bertarung dengan menghunus pedang mereka, maka pembunuh dan yang terbunuh, keduanya akan masuk neraka. Aku (Abu Bakrah) bertanya atau beliau ditanya: Wahai Rasulullah, kalau yang membunuh itu sudah jelas berdosa, tetapi bagaimana dengan yang terbunuh? Beliau menjawab: Karena sesungguhnya ia juga ingin membunuh saudaranya. (Shahih Muslim No.5139)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi kecuali setelah dua golongan besar saling berperang sehingga pecahlah peperangan hebat antara keduanya padahal dakwah mereka adalah satu. (Shahih Muslim No.5142)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah banyak peristiwa haraj. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apakah haraj itu? Beliau menjawab: Pembunuhan, pembunuhan. (Shahih Muslim No.5143)

5. Pemberitahuan Nabi saw. tentang apa yang akan terjadi hingga hari kiamat
Hadis riwayat Hudzaifah bin Yaman ra.:
Hudzaifah bin Yaman berkata: Demi Allah, aku adalah orang yang paling mengetahui setiap fitnah yang akan terjadi dari sejak zamanku sekarang sampai hari kiamat, karena Rasulullah saw. pernah membisikkan kepadaku sesuatu tentang hal itu yang tidak pernah dibicarakan kepada orang selainku. Tetapi Rasulullah saw. pernah bersabda ketika beliau bicara dalam suatu majelis yang aku hadiri tentang fitnah. Kemudian Rasulullah saw. bersabda sambil menyebutkan satu-persatu fitnah-fitnah itu di antaranya adalah tiga fitnah yang hampir tidak meninggalkan sesuatu apa pun, di antaranya juga ada fitnah yang seperti hembusan angin musim panas, ada yang kecil dan ada yang besar. (Shahih Muslim No.5146)

6. Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum sungai Euphrat menyingkap gunung emas
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum sungai Euphrat menyingkap gunung emas, sehingga manusia saling membunuh (berperang) untuk mendapatkannya. Lalu terbunuhlah dari setiap seratus orang sebanyak sembilan puluh sembilan dan setiap orang dari mereka berkata: Semoga akulah orang yang selamat. (Shahih Muslim No.5152)

7. Kiamat tidak akan terjadi sebelum api muncul dari tanah Hijaz
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum api muncul dari tanah Hijaz yang dapat menerangi leher-leher unta di Basrah. (Shahih Muslim No.5164)

8. Fitnah itu akan terjadi di tempat terbitnya matahari, tempat dua tanduk setan muncul
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda sambil menghadap ke arah timur: Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana! Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana. Yaitu tempat muncul tanduk setan. (Shahih Muslim No.5167)

9. Kiamat tidak akan terjadi sebelum suku Daus menyembah Dzul Khalashah
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum pinggul-pinggul kaum wanita suku Daus bergoyang di sekeliling Dzul Khalashah, yaitu sebuah berhala yang disembah suku Daus di Tabalah pada zaman jahiliah. (Tabalah adalah nama daerah di Yaman). (Shahih Muslim No.5173)

10. Kiamat tidak akan terjadi sebelum seseorang melewati kuburan orang lain, lalu ia berharap dapat menggantikan tempat si mayit karena beratnya cobaan dunia.
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum seseorang melewati kuburan orang lain lalu berkata: Alangkah senangnya bila aku menempati tempatnya!. (Shahih Muslim No.5175)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum seorang lelaki muncul dari Qahthan menggiring manusia dengan tongkatnya. (Shahih Muslim No.5182)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian memerangi suatu kaum yang wajahnya seperti perisai dan kiamat tidak akan tiba sebelum kalian memerangi suatu kaum yang sandalnya terbuat dari bulu. (Shahih Muslim No.5184)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. bersabda: Kamu sekalian pasti akan memerangi orang-orang Yahudi, lalu kamu akan membunuh mereka, sehingga batu berkata: Hai muslim, ini orang Yahudi, kemari dan bunuhlah dia!. (Shahih Muslim No.5200)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi, lalu kaum muslimin dapat mengalahkan (membunuh) mereka, sampai-sampai seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon lalu batu dan pohon itu berseru: Hai orang muslim, hai hamba Allah, ini seorang Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah dia! Kecuali pohon gharqad (sejenis pohon cemara atau pohon berduri), karena pohon itu adalah pohon orang Yahudi. (Shahih Muslim No.5203)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum dibangkitkan dajjal-dajjal pendusta yang berjumlah sekitar tiga puluh, semuanya mengaku bahwa ia adalah utusan Allah. (Shahih Muslim No.5205)

11. Tentang Ibnu Shayyad
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Aku menemani Ibnu Shaid pergi ke Mekah, ia berkata kepadaku: Aku telah bertemu dengan beberapa orang yang menganggap bahwa aku adalah seorang Dajjal. Apakah kamu pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Dajjal itu tidak mempunyai anak. Aku jawab: Ya! Ia berkata lagi: Dan aku telah mempunyai anak. Bukankah kamu telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Dajjal itu tidak akan memasuki Madinah dan Mekah. Aku menjawab: Ya! Ia berkata lagi: Dan aku telah dilahirkan di Madinah dan sekarang aku sedang menuju ke Mekah. Kemudian di akhir pertanyaannya dia berkata kepadaku: Demi Allah, sesungguhnya aku tahu waktu kelahirannya, tempatnya dan di mana dia. Ia berkata: Ia telah mengaburkanku tentang perkara itu. (Shahih Muslim No.5209)
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Dari Muhammad Al-Munkadir ia berkata: Aku melihat Jabir bin Abdullah bersumpah demi Allah bahwa Ibnu Shaid adalah seorang Dajjal, maka aku bertanya: Kenapa kamu bersumpah demi Allah? Dia menjawab: Aku mendengar Umar bersumpah tentang hal itu di hadapan Nabi saw. dan beliau tidak mengingkarinya. (Shahih Muslim No.5214)
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Umar bin Khathab pergi bersama Rasulullah saw. dalam suatu rombongan menuju tempat Ibnu Shayyad dan menjumpainya sedang bermain dengan anak-anak kecil di dekat gedung Bani Maghalah, sedangkan pada waktu itu Ibnu Shayyad sudah mendekati usia balig. Ia tidak merasa kalau ada Nabi saw. sehingga beliau menepuk punggungnya lalu Nabi berkata kepada Ibnu Shayyad: Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini utusan Allah? Ibnu Shayyad memandang beliau lalu berkata: Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan orang-orang yang buta huruf. Lalu Ibnu Shayyad balik bertanya kepada Rasulullah saw.: Apakah engkau bersaksi bahwa aku utusan Allah? Beliau menolaknya dan bersabda: Aku beriman kepada Allah dan para rasul-Nya. Kemudian Rasulullah berkata kepadanya: Apa yang kamu lihat? Ibnu Shayyad berkata: Aku didatangi orang yang jujur dan pendusta. Maka Rasulullah saw. bersabda: Perkara ini telah menjadi kabur bagimu. Lalu Rasulullah melanjutkan: Aku menyembunyikan sesuatu untukmu. Ibnu Shayyad berkata: Asap. Beliau bersabda: Pergilah kau orang yang hina! Kamu tidak akan melewati derajatmu! Umar bin Khathab berkata: Wahai Rasulullah, izinkan aku memenggal lehernya! Beliau bersabda: Kalau dia Dajjal, dia tidak akan dapat dikalahkan, kalau bukan maka tidak ada baiknya kamu membunuh dia. Salim bin Abdullah berkata: Aku mendengar Abdullah bin Umar berkata: Sesudah demikian, Rasulullah dan Ubay bin Kaab Al-Anshari pergi menuju ke kebun korma di mana terdapat Ibnu Shayyad. Setelah masuk ke kebun beliau segera berlindung di balik batang pohon korma mencari kelengahan untuk mendengarkan sesuatu yang dikatakan Ibnu Shayyad sebelum Ibnu Shayyad melihat beliau. Maka Rasulullah saw. dapat melihat ia sedang berbaring di atas tikar kasar sambil mengeluarkan suara yang tidak dapat dipahami. Tiba-tiba ibu Ibnu Shayyad melihat Rasulullah saw. yang sedang bersembunyi di balik batang pohon korma lalu menyapa Ibnu Shayyad: Hai Shaaf, (nama panggilan Ibnu Shayyad), ini ada Muhammad! Lalu bangunlah Ibnu Shayyad. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Seandainya ibunya membiarkannya, maka akan jelaslah perkara dia. Diceritakan oleh Salim, bahwa Abdullah bin Umar berkata: Maka Rasulullah saw. berdiri di tengah-tengah orang banyak lalu memuji Allah dengan apa yang layak bagi-Nya kemudian menyebut Dajjal seraya bersabda: Sungguh aku peringatkan kamu darinya dan tiada seorang nabi pun kecuali pasti memperingatkan kaumnya dari Dajjal tersebut. Nabi Nuh as. telah memperingatkan kaumnya, tetapi aku terangkan kepadamu sesuatu yang belum pernah diterangkan nabi-nabi kepada kaumnya. Ketahuilah, Dajjal itu buta sebelah matanya, sedangkan Allah Maha Suci lagi Maha Luhur tidak buta. (Shahih Muslim No.5215)

12. Dajjal dan sifat-sifatnya
Hadis riwayat Anas bin Malik ra. ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidak seorang nabi kecuali ia telah memperingatkan kaumnya terhadap sang pendusta yang buta sebelah mata. Ketahuilah bahwa Dajjal itu buta sebelah matanya sedangkan Tuhanmu tidak buta sebelah mata dan di antara kedua matanya tertulis "kaaf", "faa", "raa". (Shahih Muslim No.5219)
Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata: 
Rasulullah saw. bersabda: Dajjal itu buta mata kirinya, berambut lebat, ia membawa surga dan neraka, nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. (Shahih Muslim No.5222)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Inginkah kamu sekalian aku beritahukan tentang Dajjal, suatu keterangan yang belum pernah diceritakan seorang nabi kepada kaumnya? Sesungguhnya ia buta sebelah mata, ia datang dengan membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Maka apa yang dikatakannya surga adalah neraka dan aku telah memperingatkan kalian terhadapnya sebagaimana Nabi Nuh telah memperingatkan kaumnya. (Shahih Muslim No.5227)

13. Ciri-ciri Dajjal, ia tidak dapat memasuki Madinah, ia mematikan dan menghidupkan seorang beriman
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Suatu hari Rasulullah saw. pernah bercerita kepada kami suatu cerita panjang tentang Dajjal. Di antara yang beliau ceritakan kepada kami adalah: Ia akan datang tetapi ia diharamkan memasuki jalan-jalan Madinah, kemudian ia tiba di tanah lapang tandus yang berada di dekat Madinah. Lalu pada hari itu keluarlah seorang lelaki yang terbaik di antara manusia atau termasuk manusia terbaik menemuinya dan berkata: Aku bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang telah diceritakan Rasulullah saw. kepada kami. Dajjal berkata: Bagaimana pendapat kalian jika aku membunuh orang ini lalu menghidupkannya lagi, apakah kamu masih meragukan perihalku? Mereka berkata: Tidak! Maka Dajjal membunuhnya lalu menghidupkannya kembali. Ketika telah dihidupkan, lelaki itu berkata: Demi Allah, aku sekarang lebih yakin tentang dirimu dari sebelumnya. Maka Dajjal itu hendak membunuhnya kembali, namun ia tidak kuasa melakukannya. (Shahih Muslim No.5229)

14. Dajjal adalah perkara kecil bagi Allah
Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra., ia berkata:
Tidak ada seorang yang bertanya kepada Nabi saw. tentang Dajjal lebih banyak dari apa yang aku tanyakan. Beliau bersabda: Kenapa kamu bersusah-payah menanyakan hal itu? Sesungguhnya ia tidak akan membahayakan kamu. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, mereka mengatakan bahwa Dajjal itu membawa makanan dan sungai? Beliau menjawab: Perkaranya lebih ringan di hadapan Allah dari itu. (Shahih Muslim No.5231)

15. Kisah mata-mata Dajjal
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada satu negeri yang tidak dimasuki Dajjal, kecuali Mekah dan Madinah, dan tidak ada satu jalan di Madinah, kecuali terdapat malaikat yang berbaris menjaganya. Maka Dajjal singgah di daerah rawa, kemudian Madinah bergoncang tiga kali goncangan, sehingga seluruh orang kafir dan munafik keluar dari sana menuju ke tempat Dajjal. (Shahih Muslim No.5236)

16. Dekatnya waktu kiamat
Hadis riwayat Sahal bin Saad ra., ia berkata:
Aku mendengar Nabi saw. bersabda sambil memberikan isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah: Waktu aku diutus (menjadi rasul) dan waktu hari kiamat adalah seperti ini (mengisyaratkan dekatnya waktu kiamat). (Shahih Muslim No.5244)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Waktu aku diutus (menjadi rasul) dan waktu hari kiamat adalah seperti jarak antara kedua jari ini. (Shahih Muslim No.5245)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Apabila orang-orang Arab badui datang menghadap Nabi saw. mereka bertanya: Kapankah kiamat akan tiba? Lalu beliau memandang kepada orang yang paling muda di antara mereka dan bersabda: Seandainya dia hidup, sebelum dia menjadi tua renta, maka kiamat akan terjadi. (Shahih Muslim No.5248)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw.: Kapankah kiamat akan tiba? Di sebelahnya terdapat seorang pemuda Ansar yang masih belia bernama Muhammad, maka Rasulullah saw. bersabda: Ketika pemuda ini hidup lama, maka sebelum ia mencapai usia tua renta kiamat sudah tiba. (Shahih Muslim No.5249)

17. Jarak waktu antara dua tiupan sangkakala
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Jarak waktu antara dua tiupan sangkakala itu adalah empat puluh. Mereka bertanya: Wahai Abu Hurairah, apakah empat puluh hari? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: Empat puluh bulan? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: Empat puluh tahun? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Kemudian Rasulullah saw. bersabda lagi: Lalu Allah menurunkan hujan, sehingga mayat-mayat tumbuh (bangkit) seperti tumbuhnya tanaman sayuran. Tidak ada satu bagian tubuh manusia kecuali semua telah hancur selain satu tulang, yaitu tulang ekornya dan dari tulang itulah jasad manusia akan disusun kembali pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.5253)

Tujuan Hidup. Dua kata ini memang singkat tapi dua kata ini adalah kata yang paling berpengaruh dalam pola kehidupan seseorang dari dia lahir sampai meninggal. Manusia hidup tentu saja mempunyai tujuan. Jika seorang manusia sudah tak punya tujuan hidup maka mati lebih baik baginya. Karena hidupnya pasti akan menderita serba terombang-ambing oleh semua ketidak pastian yang akan terus datang menghampirinya. Manusia yang tidak punya tujuan hidup layaknya sampah ditengah lautan yang terombang ambing oleh ombak kesana dan kemari tak jelas arahnya. Artinya jika manusia tak punya tujuan hidup maka pastilah menjadi manusia yang mudah dipermainkan oleh orang lain, terutama oleh setan-setan terkutuk yang nampak maupun tak nampak mata yang tujuan setan itu sendiri adalah menjerumuskan manusia kedalam kesengsaraan dan kebinasaan tanpa ujung. Apalagi sebagai seorang muslim harus mempunyai tujuan yang jelas dan paten agar selamat didunia dan diakhirat. Jangan sampai seorang muslim salah tujuan hidupnya karena bisa berakibat fatal dunia akhirat. Maka dari itu dalam kajian kali ini kita akan membahas dua kata yaitu “tujuan hidup”.
Seringkali kita mendengar orang bertanya-tanya sendiri “apa to tujuan kita hidup di dunia ini ?”. Kata ini adalah yang sering muncul ketika manusia sudah mulai merenung karena pikirannya dilanda stress dan badannya terlalu kecapekan mengurusi kesibukan dunianya. Kadang juga pertanyaan ini sering muncul tiba-tiba ketika orang itu sudah bosan dengan kesibukan hidupnya ternyata yang selama ini mereka cari-cari tidak juga mendatangkan kebahagiaan batin dan dhohirnya.  Bicara tentang tujuan hidup kadang manusia sering mengartikannya sebagai sebuah cita-cita dunia yang berkeinginan menggapai cita-cita setinggi langit untuk menjadi seorang yang sukses dan banyak harta lalu hidupnya serba kecukupan dan serba ada. Namun sering juga kita melihat dan mendengar orang-orang konglomerat yang hidupnya serba sukses dan serba kaya akan harta benda, beli apa aja bisa namun justru hidupnya stress bahkan sampai bunuh diri.
Kenapa terjadi? Nah, hal itu tidak lain tidak bukan adalah karena SALAH MENENTUKAN TUJUAN HIDUP. Karena tujuan manusia hidup pasti ingin bahagia, namun bahagia bukanlah sebuah barang dagangan yang bisa dibeli dengan harta sebanyak-apapun. Kebahagiaan adalah karunia Allah yang terbesar yang menjadikan jiwa manusia merasakan kedamaian dan ketenangan. Oleh karena itu bahagia tidak bisa diukur dari jumlah harta, status sosial atau bahkan cuman karena kecantikan dan ketampanan. Oleh karena itu kita malah sering melihat orang yang dari segi materi serba kekurangan namun sepertinya didalam raut muka mereka tidak menampakkan kesedihan sedikitpun dan ada pula yang hidupnya serba kecukupan namun dari wajahnya hanya nampak kecemasan dan kesedihan bahkan banyak pula yang nekad mengakhiri hidupnya dengan cara yang tidak wajar.
Kalau kita membahas tujuan hidup seorang muslim, maka tentu saja berbeda tujuan hidup dengan orang kafir. Kalau kita melihat gaya kehidupan orang barat yang serba glamour dan wah, serta kehidupan malam yang serba memperturutkan syahwat inilah tujuan hidup mereka hidup. Tentu saja hal itu sangat bertentangan dengan cara kehidupan sebagai seorang muslim yang lebih mengutamakan kesenangan akhirat daripada duniawiah. Secara pemikiran sederhana manusia didunia ini adalah ibarat menanam bibit tanaman, lalu dia akan memanen hasilnya dikehidupan sesudah mati (akhirat). Jika di Dunia manusia selalu rajin “menanam” amal baik maka balasannya di Akhirat adalah kebahagiaan yang kekal begitu juga dengan manusia yang rajin “menanam” amal jelek maka di Akhirat adalah kesengsaraan yang kekal sebagai balasannya.
Kami disini tidak akan panjang lebar menjelaskan mengenai tujuan hidup manusia seperti yang dicetak dalam buku atau cerita novel-novel yang tebalnya sampai seribu halaman lebih. Tapi disini kita hanya akan menjabarkan secara pokok agar secara praktis kita langsung paham apa yang menjadi tujuan hidup kita sebagai seorang muslim :

TUJUAN HIDUP SEORANG MUSLIM HIDUP DI DUNIA

Secara garis besar tujuan manusia hidup di Dunia ini adalah :

Pertama, Beribadah kepada Allah Ta’ala (merealisasikan Tauhid).
Alam semesta yang serba besar dan indah beserta isinya ini tidaklah diciptakan secara sia-sia namun hakikat sebenarnya adalah ada hikmah dibalik semua penciptaan, sebagaimana yang dikemukakan orang-orang kafir yang selalu berpikir menggunakan hawa nafsunya tidak mau berpikir dengan akal dan menganut Tuhannya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
Tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada di antara keduanya ini untuk kesia-siaan. Itu adalah persangkaan orang-orang kafir saja, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk ke dalam neraka.” (QS. Shaad: 27)
Begitu juga dengan penciptaan manusia dan juga jin. Ternyata jika kita mempelajari al-Qur’an yang merupakan sebenar-benar perkataan dan sebenar-benar pedoman hidup sebenarnya tujuan Allah Ta’ala menciptakan kita semua adalah untuk beribadah (menyembah) kepada-Nya. Sebagaimana dalam Firman Allah ta’ala (yang artinya),
Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56).
Dan Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Sesungguhnya sholat dan sembelihanku, hidup dan matiku, adalah untuk Allah Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dengan itulah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang yang pertama-tama berserah diri (kepada Allah).” (QS. al-An’am: 162-163).
Oleh segala sesuatu milik kita dari lahir sampai mati adalah milik Allah semata, maka segala sesuatu yang “dititipkan” Allah berupa kehidupan, kesehatan, harta benda akan dimintai pertanggung jawaban diakhirat kelak.
Dan yang merupakan hambatan terbesar dalam tujuan hidup ini adalah kesyirikan. Syirik adalah lawan dari Tauhid. Baik itu syirik besar yang membuat prilakunya murtad maupun syirik kecil yang mengakibatkan hilangnya pahala amal. Dalam satu hadits Nabi Muhammad SAW bersabda ;
Dua yang paling utama yaitu iman kepada Allah dan berguna bagi kaum muslimin. Dua yang paling buruk yaitu menyekutukan Allah dan membahayakan kaum muslimin.” (alhadits)
Iman kepada Allah dan Meng-Esakan-Nya merupakan hakikat yang paling benar dari tujuan diciptakannya manusia. Dengan iman dan tauhid tata kehidupan dibersihkan dari berbagai jenis keraguan yang menyangkut trandensi Tuhan dan keesaan-Nya; yang menyangkut tujuan hidup dan identitas peradaban; dan yang menyangkut seluruh nilai-nilai kehidupan. Sedangkan syirik (menyekutukan Allah) dan segala derifasinya merupakan refleksi dari kekacauan pandangan dan anggapan tentang Tuhan dan alam. Kekacauan persepsi tentang dua realitas yang sama sekali mutlak berbeda dalam wujud atau eksistensinya yaitu Tuhan dan bukan Tuhan (Khalik dan makhluk).

Syirik merupakan sebuah konsep yang mencoba menyatukan atau menyamakan, memasukan, dan bahkan mengacaukan dua realitas yang mutlak berbeda itu. Maka secara obyektif syirik diartikan menuhankan sesuatu yang bukan Allah, dan secara subyektif diartikan memberikan kekuasaan-kekuasaan (otoritas) dan kualitas-kualitas setengah tuhan kepada benda, para pendeta, atau para pemimpin sekuler untuk mengatur segala urusan. Dalam Islam, pengetahuan dan tindakan syirik merupakan bentuk kezhaliman terbesar yang implikasi buruknya sangat luas. Dalam al-Qur’an disebutkan ;
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) karena sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS, Luqman [31]: 13).

Secara psikologis syirik hanya akan membiakkan kebimbangan, kegelisahan, dan tragedi kemanusiaan. Firman Allah :

"Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim." (QS, Ali 'Imran [3]: 151).

Sedangkan kezhaliman itu adalah kegelapan yang akan meneggelamkan seluruh tatanan yang berakibat membiaknya kerusakan, anarkhisme, dan kekacauan. Oleh sebab itu Imam Ghazali memandang syirik sebagai penyakit hati yang paling buruk. Implikasinya sangat serius bagi kehidupan manusia itu sendiri, baik kehidupan di dunia sekarang ini lebih-lebih bagi kehidupan di akhiratnya nanti.  Sepanjang sejarah manusia kezhaliman terbukti menyeret seluruh kehidupan manusia ke dalam lorong-lorong kegelapan yang mengerikan. Fitnah dan kesengsaraan yang ditimbulkannya tidak hanya menimpa pelaku kezhaliman melainkan juga orang-orang yang tidak melakukannya.

Oleh karena itu tidak syak lagi syirik ini disebut sebagai perbuatan dosa paling besar diantara yang paling besar dan bahkan azab dan cobaan bertubi-tubi menimpa manusia tidak lain adalah karena dosa syirik. Azab yang ditimbulkan pun tidak hanya menimpa pelaku syirik tapi juga orang-orang disekitarnya walaupun tidak terlibat perbuatan dosa namun tidak berusaha mencegahnya. Allah berfirman :

"Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (QS, al-Anfal [8]: 25).

Saking beratnya dosa syirik Rasulullah menyebutkan bahwa syirik adalah ibarat kegelapan yang paling gelap dan diselimuti kegelapan. Bisakah kita membayangkannya? "Jauhilah syirik karena syirik itu kegelapan yang berlapis-lapis di hari Kiamat." (HR. Bukhari).

Kedua, Memperoleh Ridha Allah SWT

Tujuan hidup seorang Muslim adalah memperoleh ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memasuki surga-Nya. Oleh karena itu ibadah yang bertujuan untuk mencari selain Ridha-Nya maka sia-sia segala yang dia perbuat, Naudzubillah.
Dr. Shalih bin Sa’ad As-Syuhaimy menyebutkan  syarat pertama diterimanya suatu amalan, yaitu syarat ikhlas karena Allah ta’ala. Maksudnya adalah seseorang hanya mengharapkan ridho Allah dari setiap amalannya, bersih dari penyakit riya’ (ingin dilihat orang lain) dan sum’ah (ingin didengar orang lain), tidak mencari pujian dan balasan melainkan hanya dari-Nya. Pendek kata seluruh amalan yang ia kerjakan hanya ditujukan kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata, dan ini merupakan inti ajaran aqidah yang dibawa oleh seluruh nabi dan rasul.
Adapun tujuan hidup orang kafir hanya untuk memenuhi syahwatul bathn (syahwat perut) dan syahwatul farj (syahwat seks). Maka, aktivitas hidupnya pun hanya untuk memburu sesuatu yang menyenangkan sesaat, tapi hakikatnya kesengsaraan dhohir dan batin yang kekal sehingga pada akhirnya penyesalan tidak berguna.
Firman Allah SWT :
Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” (QS. Al Ghasyiyah: 1-7)

Inilah hakikat dunia ini. Segalanya memperdayakan dan segalanya menyibukkan dengan urusan-urusan yang tidak ada habisnya namun tiada berguna dan tiada membuat bahagia. Jika manusia menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya maka akan sia-sia segala yang diusahakan. Bekerja keras berangkat pagi pulang malam sampai badan sakit-sakitan. Hal itu mereka lakukan demi menumpuk-numpuk harta dan saling berlomba dalam kemegahan dunia. Begitu seterusnya jika diteruskan sampai maut menjemput. Namun ternyata hal itu membuat manusia lupa amanah untuk apa dan siapa dia diciptakan.

Manusia yang telah tersibukan oleh dunia akan lalai ibadah yang merupakan kewajiban utama sebagai hamba Allah. Dan manusia juga akan lupa bahwa dirinya adalah pemimpin dirinya sendiri, dalam rumah tangga untuk anak dan istrinya, dan orang-orang sekitarnya. Padahal tak ada pemimpin yang lalai akan kewajiban melainkan berakibat kacau balaunya sebuah sistem kehidupan. Pemimpin yang lalai akan kewajiban akan membuat bercerai berainya orang-orang yang dipimpinnya. Lalu akibat  yang terjadi adalah entah itu dia kehilangan jati dirinya sebagai manusia, atau bercerai dengan keluarga, dan dikucilkan masyarakat, dan belum lagi azab diakhirat.

Akhirnya tak ada balasan untuk manusia yang telah dilalaikan dunia melainkan kesengsaraan abadi karena segala kesibukannya  didunia telah melalaikan dari belajar agama yang merupakan kunci kebahagiaan, lupa beribadah,  dan telah mencerai beraikan kebahagiaan keluarga  dan lebih lagi di akhiratnya. Maka sungguh merugilah orang yang seperti itu. Naudzubillah. Semoga Allah melindungi kita dari tipu daya duniawi.

Ketiga, Menjadi manusia yang berguna bagi orang lainnya

Allah Berfirman :
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Artinya “...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Al-Maidah[5] ayat 2)

Ayat diatas adalah pelajaran bagi kita supaya kita itu saling menolong dengan yang lain dalam kebaikan yang merupakan tujuan kita diciptakan. Sehingga tujuan hidup seorang muslim yang ketiga adalah menjadi layaknya tabiat manusia sejak awal penciptaan. Yaitu sebagai makhluk sosial yang saling membantu satu sama lain dan saling bahu-membahu supaya tercipta kehidupan yang harmonis. menurut Ibnu Khaldun hal itu mengandung makna bahwa manusia tidak bisa hidup sendirian dan keberadaannya tidak akan terwujud kecuali dengan kehidupan bersama. Oleh karena itu manusia tidak bisa hidup sendirian. Jadi sifat individualisme,  materialisme dan modernisme yang diagung-agungkan oleh orang barat yang sudah mewabah dilingkungan perkotaan dan menjadi tren bagi kalangan remaja sekarang ini yang mengidolakan artis daripada nabinya dan lebih suka gaya hidup orang barat yang amburadul daripada budaya Islam yang luhur. Hal itu sama sekali sangat bertentangan dengan fitrah (tabiat) manusia sejak dia diciptakan. Akibatnya akan terjadi kerusakan moral, perselisihan sampai berujung penindasan dan pembunuhan yang tidak akan pernah selesai selama sifat jelek itu masih menempel dipikiran manusia.
Oleh karena itu Islam datang agar sifat kebersamaan yang menjadi bawaan itu, dalam penyalurannya, memiliki tujuan yang sama. Memang benar, sasaran pertama Islam adalah perbaikan individu-individu. Tetapi sasaran utamanya adalah agar individu-individu itu masing-masing menjadi khalifah (wakil Allah), pencipta kedamaian dan kebersamaan. Jika tugas kekhalifahan ini gagal dilaksanakan dengan alasan yang sangat individual, maka itu sama saja memberi umpan kepada tudingan Karl Marx, tokoh komunisme asal Jerman, bahwa agama itu memang candu, membuat penganutnya merasa puas dan tenang dengan amalan-amalan pribadinya. Padahal untuk menjadi insan kamil (manusia yang sempurna) yang di akhirat kelak diberi hak menempati tempat terindah yaitu surga, Allah memberi jalan bukan hanya iman dan takwa, tapi juga amal saleh, yang akan dibalas dengan surganya sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 82

وَا لَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.”

Dalam banyak ayat Alquran, kata-kata iman dengan berbagai derivasinya seringkali dikaitkan dengan kata amal saleh. Iman adalah hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhannya, sedangkan amal saleh adalah hubungan vertikal dengan Tuhan sekaligus hubungan horizontal dengan sesama manusia bahkan sesama makhluk di bumi ini. Rasulullah saw adalah manusia yang memiliki tingkat ketakwaan dan keteladanan sosial paling tinggi. Keteladanan sosial ini menjadi pendekatan terhadap masyarakatnya dan merupakan kunci keberhasilan dalam mengemban risalah kenabiannya.

Rasulullah telah memberikan banyak contoh tentang indahnya berbagi kepada umatnya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzarr r.a., dia berkata, "Rasulullah saw bersabda, "Wahai Abu Dzarr, jika engkau memasak sayuran, perbanyaklah air (kuah)nya dan bagikanlah kepada tetangga-tetanggamu."  (H.R. Muslim).

Dalam hadits lain disebutkan, "Tidak beriman kepada-Ku orang yang tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya dan dia mengetahuinya." (H.R. Bukhori).

Dalam kedua hadits tersebut Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk tidak pelit dan kikir kepada orang lain (tetangga) tanpa memilah dan membedakan apakah mereka itu muslim atau bukan. Al-Hafizh ibn Hajar berkata, "Kata tetangga mencakup orang muslim dan kafir, orang taat beribadah dan orang fasik, teman dan musuh, orang asing dan pribumi, orang baik dan orang jahat, kerabat dan bukan kerabat, yang paling berdekatan rumahnya dan yang berjauhan."

Itulah keteladanan sosial yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Untuk itu, hendaknya pengkajian keislaman tidak berhenti pada tataran ilmu pengetahuan, namun diaplikasikan dalam wujud yang nyata, sehingga kemaslahatan umat dapat dicapai sebagaimana amanah dari Sang Pencipta.

Keempat,  Mengutamakan kehidupan Akhirat daripada dunia.

Yang terakhir adalah tujuan akhir kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk kebahagiaan kekal diakhirat (surga) sebagai balasan dari Allah  bagi orang yang bertakwa. Maka tak sepantasnya sebagai seorang mukmin berlomba-lomba dalam kesibukan dunia namun lalai akan akhirat. Tetapi seorang muslim adalah orang yang bersusah payah mencari dunia untuk membeli akhirat bukannya malah sebaliknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 “Barangiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya maka Allah akan mencerai beraikan urusannya, dan menjadikan kefakiran di pelupuk matanya, dan dunia tidak akan datang kepadanya melainkan apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang akhirat menjadi tujuannya maka Allah akan menyatukan urusannya, dan menjadikan berkecukupan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan tunduk.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, no. 3313 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Ahadits Shohiihah, no. 950)
Oleh karena kita hidup didunia ini sangat singkat, lalu Rasulullah memberi nasehat kepada kita supaya tidak menunda-nunda amal. Apalagi kita tidak tahu kapan maut menjemput kita. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, ia berkata :

“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memegang pundakku, lalu bersabda : Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara. Lalu Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata : “Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi dan jika engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kamu sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati”.[HR. Bukhari]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam menganjurkan untuk meniru perilaku orang asing, karena orang asing yang baru tiba di suatu negeri tidaklah mau berlomba di tempat yang disinggahinya dengan penghuninya dan tidak ingin mengejutkan orang lain dengan melakukan hal-hal yang menyalahi kebiasaan mereka misalnya dalam cara berpakaian, dan tidak pula menginginkan perselisihan dengan mereka. Begitu pula para pengembara tidak mau membuat rumah atau tidak pula mau membuat permusuhan dengan orang lain, karena ia menyadari bahwa dia tinggal bersama mereka hanya beberapa hari. Keadaan orang merantau dan pengembara semacam ini dianjurkan untuk menjadi sikap seorang mukmin ketika hidup di dunia, karena dunia bukan merupakan tanah air bagi dirinya, juga karena dunia membatasi dirinya dari negerinya yang sebenarnya dan menjadi tabir antara dirinya dengan tempat tinggalnya yang abadi. Begitulah nasehat dari sebaik-baik manusia yang pernah ada tentang hakikat kehidupan dunia yang sementara ini.

Ingatlah juga kata pepatah hakikat dunia ini supaya kita menjadi orang yang sabar dalam menjalani hidup ini. “BERSAKIT-SAKIT SEMENTARA BAHAGIA KEKAL KEMUDIAN”. Oleh karena itu, bisa dibilang mengingat kematian dan hari kiamat merupakan motivasi yang terbaik untuk beramal sholih. Sabda nabi saw “Cukuplah maut sebagai pelajaran (terbaik) dan keyakinan (keimanan) sebagai kekayaan (terbanyak). (HR. Ath-Thabrani)

Kita memohon kepada Allah semoga kita dirahmati dan dijadikan orang mempunyai tujuan hidup yang lurus sehingga terhindar dari segala yang akan mencelakakan kita, amiien Sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang Maha Dermawan, Maha Pemurah, Maha Pengampun dan Maha Belaskasih.

Wallahu a’lam
Refrensi :
-          Al-Qur’an
-          Shahih Bukhori
-          Hadits Arbain Nawawi
-          Berbagai sumber

Ini adalah suatu kisah penuh hikmah yang sangat menarik untuk kita ambil hikmahnya. Cerita ini adalah cerita orang sakit bisa sembuh hanya karena rasa syukur kepada Allah. Padahal sebelumnya dia telah berobat ke dokter namun tak sembuh-sembuh. Penyakit apa itu? Memang biasanya segala penyakit fisik adalah timbul dari kelemahan jiwa kita dan faktor utama bukan berasal dari virus dan sebagainya. Mari kita simak untuk lebih jelasnya.

Pak Hasan, adalah jama’ah dari embarkasi Surabaya. Ia dan istrinya berangkat ke Mekkah kebetulan pada tahap gelombang kedua. Artinya mereka datang dari Indonesia langsung ke Mekkah terlebih dahulu, baru kemudian ke Madinah. Kondisi pak Hasan ketika berangkat memang agak sakit. Batuk pilek setiap hari. Sampai dipakai berbicara saja tenggorokannya sudah terasa sakit. Batuk pilek yang semacam itu memang membuat badan begitu capek lunglai. Semua persendian terasa sakit. Sehingga menjadikan tubuh menjadi malas untuk diajak beraktivitas.

Beberapa kali pak Hasan diobati oleh dokter kloternya. Tetapi tetap saja sakitnya tidak bisa sembuh. Rasanya semua macam obat yang berhubungan dengan penyakitnya sudah ia minum. Tetapi tetap saja badan lunglai, kepala pusing bahkan batuknya tidak pernah berhenti. Badan dengan kondisi semacam itu, mengakibatkan pak Hasan sehari-harinya berdiam diri saja di hotel. Beberapa kali istrinya mengajaknya ke masjidil Haram, tetapi rupanya tubuh pak Hasan tidak bisa diajak kompromi, ia malas untuk pergi ke masjid.

“Aku belum bisa bu, dan belum kuat untuk pergi ke masjid. Ibu dulu aja-lah. Nanti setelah badanku sembuh aku akan ke masjid dan akan melakukan ibadah dengan sebaik-baiknya…” demikian kata pak Hasan kepada istrinya. Karena sudah beberapa kali, jawaban pak Hasan selalu seperti itu, maka pada hari itu istri pak hasan memohon dengan agak setengah memaksa kepada pak Hasan agar siang itu mereka bisa bersama ke masjid untuk melakukan ibadah. Baik itu thawaf, maupun shalat-shalat wajibnya.

Maka dengan agak terpaksa, berangkat juga mereka ke masjid. Pak Hasan di sepanjang perjalanan menuju masjid tiada henti-hentinya batuk. Bahkan kakinya begitu capek dipakai untuk berjalan. Tetapi toh, akhirnya sampai juga mereka di masjidil Haram. Meskipun jarak dari maktab mereka menuju masjid cukup jauh. Sesampai di masjid, mereka mencari tempat yang cukup nyaman. Pak Hasan dan istrinya melakukan thawaf sunah sebagai penghormatan masuk masjidil Haram, sebelum mereka melakukan ibadah lainnya.

Ketika pak Hasan dan istrinya melakukan thawaf inilah bagian dari cerita ini dimulai…
Dengan terbata-bata, dan masih digandeng oleh istrinya pak Hasan mulai melakukan thawaf. Diayunkannya kaki kanannya untuk memulai thawaf. “Bismillaahi allaahu akbar…!”
Demikian kalimat pertama yang dilontarkan pak Hasan sebagai pertanda ia memulai thawafnya. Maka dengan hati-hati sekali, karena khawatir badannya bertambah lunglai, pak Hasan melangkahkan kakinya berjalan memutari Ka’bah. Pada saat pak Hasan beberapa langkah memulai thawafnya itu, tiba-tiba di sebelah kanannya, yang hampir berhimpitan dengan pak Hasan, ada seorang bertubuh kecil yang juga bergerak melakukan thawaf, beriringan dengan pak Hasan. Entah apa yang menyebabkan pak Hasan tertarik dengan orang ‘kecil’ itu, sambil berjalan lambat pak Hasan memperhatikan orang itu lebih seksama.

“Mengapa orang itu tubuhnya pendek, bahkan cenderung seperti anak kecil ?” pikirnya.
Setelah beberapa lama pak Hasan memperhatikan orang tersebut, di tengah riuhnya para jamaah yang juga sedang melakukan thawaf itu, tiba-tiba pak Hasan menjerit lirih ! ” …………….akh ! ” katanya.
Begitu terkejutnya pak Hasan, sampai-sampai pak Hasan agak terhenti langkahnya. Anehnya, orang itu pun ikut berhenti sejenak, kemudian menoleh kepada pak Hasan sambil tersenyum. Ketika pak Hasan berjalan lagi, dia pun berjalan lagi, dan terus mengikuti di samping pak Hasan. Ketika pak Hasan mempercepat langkah kakinya, orang itu pun ikut mepercepat gerakannya, sehingga tetap mereka berjalan beriringan.

Muka pak Hasan kelihatan pucat pasi. Bibirnya agak gemetar menahan tangis. Ia betul-betul terpukul oleh perilaku orang tersebut. Seperti dengan sengaja, orang itu terus mengikuti gerakan pak Hasan dari samping kanan. Bahkan yang membuat pak Hasan mukanya pucat adalah orang tersebut selalu tersenyum, setelah menoleh ke arah pak Hasan.

Siapakah orang tersebut ?

Ternyata dia adalah seorang yang berjalan dan bergerak thawaf mengelilingi ka’bah dengan hanya menggunakan kedua tangannya saja. Dia orang yang tidak memiliki kaki….!
Kedua kakinya buntung sebatas paha. Sehingga ia berjalan hanya dengan menggunakan kedua tangannya. Bulu kuduk pak Hasan merinding, jantungnya seolah berhenti berdegub. Keringat dingin membasahi seluruh pori-pori tubuhnya… Pak Hasan merintih dalam hatinya :

“…ya Allaah ampuni aku ya Allaah…, ampuni aku…”
Air mata pak Hasan tidak bisa dibendung lagi. Sambil tetap berjalan pak Hasan terus mohon ampun kepada Allah. Tanpa terasa, pak Hasan sudah memutari ka’bah untuk yang ke 2 kalinya. Dan pak Hasan pun masih terus menangis. Ingin rasanya ia berlari memutari ka’bah itu. Ingin rasanya ia menjerit keras-keras untuk melampiaskan emosinya….pak Hasan tidak tahu bahwa pada putaran yang kedua itu ia sudah tidak bersama lagi dengan orang tanpa kaki tersebut. Tidak tahu ke manakah perginya orang cacat itu.

Seorang yang selalu tersenyum meskipun tanpa kedua kaki.
Apa gerangan yang dipikirkan pak Hasan saat itu ?  Pak Hasan begitu malu pada dirinya sendiri! Apalagi kepada Allah Swt. Pak Hasan merasa bahwa memang sakit. Sakit flu, batuk, badan capek. Dan sudah beberapa hari berdiam diri saja di hotel tidak ke masjid untuk thawaf. Dengan alasan badan capek, tenggorokan sakit, bahkan obat dokter tidak ada yang bisa menyembuhkannya. Sekarang, ditengah-tengah hiruk pikuknya para jama’ah yang sedang melakukan thawaf, ternyata ada seorang yang tidak punya kaki, yang kondisi tubuhnya sangat menyedihkan, tapi dengan mulut tersenyum ia melakukan thawaf…

Akh ! ….betapa terpukulnya harga diri pak Hasan.
Ia punya kedua kaki, badannya tegap, pikirannya cerdas, datang jauh dari Indonesia, tetapi terserang penyakit ringan sejenis flu saja sudah tidak mau beribadah ?
Sementara orang itu…..

Sungguh pak Hasan tidak kuasa bicara lagi. Ingin rasanya ia menjerit mohon ampunan Allah Swt…. Atas kesalahan fatal, yang ia lakukan. Dan sejak saat itu, pak Hasan tiba-tiba dapat bergerak gesit. Ia berjalan penuh dengan semangat mengelilingi ka’bah pada putaran-putaran berikutnya. Dan secara tidak ia sadari badan pak Hasan menjadi kuat. Ia tidak batuk-batuk lagi, bahkan tenggorokannya terasa begitu ringan, ketika dipakai untuk berdo’a kepada Allah…!
Istri pak Hasan yang berjalan di samping pak Hasan, tidak mengetahui secara detail, apa yang terjadi dalam diri pak Hasan. Yang ia tahu tiba-tiba pak Hasan tidak batuk lagi, jalannya tidak lamban, bahkan cenderung gesit. Ah, rupanya pak Hasan sudah sembuh, Ia disembuhkan oleh Allah lewat ‘peragaan’ orang cacat, yang selalu tersenyum meskipun ia tidak punya kaki. Obat dokter tidak bisa menyembuhkan pak Hasan, justru thawaf seorang cacat-lah, yang menjadi obat mujarabnya.. Mengapa bisa demikian ?

Sebab begitu pak hasan menyadari akan kesalahannya, ia langsung mohon ampun sejadi-jadinya atas kekeliruan yang telah ia lakukan. Penyesalan yang tiada terhingga itulah rupanya obat yang sesungguhnya.(QS. Hud (11) : 3)

 ”Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (QS. Hud (11) : 90)

"Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Penyasih." [QS. Huud: 90]

Sembuhnya pak Hasan, karena rasa penyesalan yang mendalam. Sembuhnya pak Hasan karena ia bertaubat pada saat itu juga. Sembuhnya pak Hasan, karena Allah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu itu telah meridhainya. Sembuhnya pak Hasan karena Allah memberikan sebuah obat berupa sebuah adegan atau suguhan menarik, yang sangat mempengaruhi jiwa pak Hasan.

dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. QS. Asy-Syuaraa’ (26) : 80-82

Kesimpulan dan pelajaran

Kita sering mengeluh dengan keadaan kita karena kita tidak mampu memandang sekitar kita, pikiran kita sempit karena apa yang ada diri kita selalu dicerminkan kepada orang yang lebih daripada kita misalnya orang sakit yang memandang orang sehat sehingga tidak mau bersyukur dengan keadaan yang ada pada dirinya, akhirnya berawal dari ketidak mau bersyukur itu timbulah rasa malas, rasa rendah diri, tidak punya kepercayaan diri dan sebagainya.  Dan lebih parah kita sering mengeluh kepada Allah. Padahal Allah tidak memberi ujian melebihi kemampuan orang.  Dan Allah tidak memberikan ujian melainkan supaya kita menjadi orang yang lebih kuat secara spiritual. Dan kuatnya spiritual/keimanan adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.

Berbeda keadaan jika kita bisa memandang sekitar kita yang lebih buruk keadaannya daripada kita. Misalnya orang sakit memandang orang cacat tadi. Sehingga kita bisa berpikir orang yang lebih buruk keadaannya daripada kita saja kita bisa melakukannya mengapa kita yang lebih baik keadaanya tidak bisa melakukannya. Dari hal itu akan timbul rasa syukurnya kepada Allah bahwa dia masih dikarunai nikmat yang lebih baik daripada orang lain, rasa syukur akan menimbulkan semangat yang besar sehingga yang lemah akan menjadi kuat, yang sakit bisa jadi sehat, yang bodoh akan menjadi pandai, yang miskin bisa berhasil jika mau berusaha, yang malas menjadi rajin dan sebagainya.

Memanglah sebagai manusia kita harus sadari kekurangan kita yang selalu “mendongak keatas dan tidak pernah memandang kebawah” atau selalu memandang orang yang lebih baik daripada kita dan jarang sekali melihat orang yang kemampuannya dibawah kita, sehingga kita merasa kecil dan rendah diri dihadapan manusia. Tidak bersyukur dengan apa yang ada.

Ingatlah bahwa Rasulullah saw pernah bersabda “Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan Sesungguh syukur mendatangkan nikmat yang banyak dan kufur mendatangkan azab yang pedih. Kekufuran berangkat dari mengeluh daripada apa yang Allah karuniakan kepada kita tidak mau bersyukur dengan apa yang ada, selalu menuntut keadaan. Allah berfirman : "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Ibrahim ayat 7).

Wallahu’alam

Sunday, October 21, 2012


Ini cerita dari Jepang kuno. Mudah2an bisa diambil hikmahnya


Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.

Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.

"Bu, kita sudah sampai",kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya.
Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:"Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang.
Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan".
Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan ,merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.

Mungkin cerita diatas hanya dongeng. Tapi di jaman sekarang, tak sedikit kita jumpai kejadian yang mirip cerita diatas. Banyak manula yang terabaikan, entah karena anak-anaknya sibuk bisnis dll. Orang tua terpinggirkan, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. kadang hanya dimasukkan panti jompo, dan ditengok jkalau ada waktu saja.


Kiranya cerita diatas bisa membuka mata hati kita, untuk bisa mencintai orang tua dan manula. Mereka justru butuh perhatian lebih dari kita, disaat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang maha kuasa. Ingatlah perjuangan mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, membekali kita hingga menjadi seperti sekarang ini.

Kesuksesan ini adalah koleksi kata kata bijak tentang orang sukses dan kesuksesan. Kata kata ini bisa menjadi motivasi kita untuk meraih kesuksesan yang kita impikan. Setiap orang pasti memiliki ambisi untuk bisa mendapatkan kesuksesan, namun terkadang kegagalan menghantui dan terus saja membuat bimbang. Oleh karena itu, kata kata mutiara kesuksesan ini semoga saja bisa menjadi kata kata motivasi meraih kesuksesan yang kita inginkan. 

Albert Einstein berkata, "Cobalah untuk tidak menjadi orang yang sukses; lebih baik cobalah jadi orang yang berguna." 
Orang bijak mengatakan, “Jangan pernah mencari kunci kesuksesan karena pintunya selalu terbuka. Kau hanya butuh menemukan pintu tersebut.” 
Kin Hubbart pernah berkata, “Rahasia kesuksesan itu tak pernah ada. Apa kau pernah mendengar orang sukses mengatakannya?” 
Joe Paterno mengatakan, "Kesuksesan tanpa kemuliaan adalah (seperti) masakan tanpa bumbu--bisa memuaskan rasa laparmu, tapi rasanya tidak enak." 
Winston C. pernah mengungkapkan, "Kesuksesan adalah terus melaju dari kegagalan satu ke kegagalan lain tanpa kehilangan antusiasme." 
David Frost berkata, "Jangan membidik kesuksesan jika kau menginginkannya; lakukan saja apa yang kau sukai dan apa yang kau percayai, maka kesuksesan akan datang secara alami.” 
Orang bijak pernah bilang, “Jika kau pernah memimpikan kesuksesan, cepatlah bangun dari tidur dan bekerja keraslah mendapatkannya.” 
Booker T. Washington mengatakan, “Kesuksesan itu tidak diukur dengan jabatan yang telah kau raih; tapi diukur dengan rintangan yang telah kau atasi.” 
Zig Ziglar pernah berkata, “Agar bisa meraih kesuksesan, terkadang kesengsaraan adalah hal yang butuh kau hadapi.” 
Albert Schweitzer mengatakan, “Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan. Namun kebahagiaanlah kuci kesuksesan. Jika kau mencintai apa yang kau kerjakan, kau akan sukses.” 
Pablo Picasso pernah mengungkapkan, “Tindakan adalah kunci dasar setiap kesuksesan.” 
Bill Cosby berkata, “Agar bisa meraih kesuksesan, hasrat kesuksesanmu harus lebih besar dari rasa takut gagalmu.” 
Orang bijak mengatakan, “Manfaatkan kesempatanmu baik-baik jika kau ingin meraih kesuksesan.” 
Sophocles berkata, “Kesuksesan itu tergantung usaha.” 
Jon Bon Jovi pernah mengatakan, “Kesuksesan itu adalah jatuh 9 kali dan bangun 10 kali.” 

KATA MUTIARA TENTANG ORANG SUKSES 

Vince Lombardi pernah berkata, “Perbedaan antara orang yang sukses dengan orang yang tidak sukses itu bukan kurangnya kekuatan dan kurangnya pengetahuan, tapi kurangnya keinginan.” 
Dale Carniege mengatakan, “Orang yang sukses itu bisa mengubah kesalahannya sebagai keuntungan; lalu ia mencoba kesalahannya itu dengan cara yang berbeda.” 
Chanakya pernah berkata, “Sebelum mulai bekerja, selalu tanyakan 3 hal pada diri sendiri. 1) Mengapa saya melakukannya. 2) Apa kira-kira hasilnya. Dan 3) Akankah saya bisa sukses. Hanya satu jawaban paling memuaskan dari ketiga pertanyaan tadi. Teruskan!!"
Brian Tracy mengungkapkan, “Orang yang sukses itu selalu mencari kesempatan untuk membantu orang lain. Sementara orang yang tidak sukses itu selalu menanyakan, “Apa untungnya bagiku?” 
Tony Robbins mengungkapkan, “Orang yang sukses itu orang yang bisa mengajukan pertanyaan dengan baik; karena itu mereka mendapatkan jawaban yang lebih baik pula.” 
Golda Meir menyarankan kepada kaum hawa, “Agar menjadi wanita yang sukses, kau harus lebih baik dari kaum lelaki.” Orang bijak mengatakan, “Jika kau akan jadi orang sukses, jangan lupa berdo’a sebelum dan sesudah bekerja.” 
Orison Sweet Marden mengungkapkan, “Orang yang berpengaruh itu adalah orang yang sukses, baik dia itu kaya ataupun miskin.” 
Bernard Baruch mengatakan, “Kebanyakan orang sukses yang aku temui adalah orang yang lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.” Seseorang pernah berkata, “Jika kau menginginkan kesuksesan, maka jangan pernah iri akan kesuksesan orang lain.” 
David Brinkley mengatakan, “Orang yang sukses itu adalah orang yang bisa membuat pondasi bangunan dengan batu bata yang dilemparkan orang lain kepadanya.” Orang bijak bilang, “Hal terberat hidup seorang yang sukses itu adalah mempertahankan kesuksesan.” 
 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff